Kamis, 26 Mei 2016

Makalah Plasents Previa



MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN IV
KEHAMILAN DENGAN PLASENTA PREVIA




OLEH :
KELOMPOK

1.      VIRA INDRIANI (14211614)
2.      SELVIA MARDAYANI (14211629)


Dosen Pembimbing :
DEVI SYARIEF, S.SiT M.Keb



STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa, karena atas rahmat-NYA makalah yang berjudul “Kehamilan Dengan Plasenta Previa” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dari mata kuliah ASKEB IV. Selama penyusunan makalah ini penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak dalambentuk informasi, motivasi serta dorongan moral dan spiritual, sehingga makalah ini tersusun dan dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.
Disampingitu, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan sudah tentu masih ada kesalahan-kesalahan yang luput dari pengamatan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca untuk perbaikan dan penyempurnaan seperlunya sangat penulis harapkan.
Pada akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan jika ada kesalahan dan kekurangan mohon dimaklumi.




                                                                                               

                                                                                               
                       
                                                                                   

                                                                                                               Padang,    Maret 2016


Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................
1.1  Latar Belakang................................................................................................
1.2  Tujuan Penulisan............................................................................................
1.3  Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
2.1 DefinisiPlasenta Previa...................................................................................
2.2 Klasifikasi Plasenta Previa..............................................................................
2.3Etiologi Plasenta Previa....................................................................................
2.4 Faktor Resiko Plasenta Previa.........................................................................
2.5 Patofisiologi Plasenta Previa...........................................................................
2.6 Diagnosa Plasenta Previa................................................................................
2.7 Kompikasi Plasenta Previa..............................................................................
2.8 Penanganan Plasenta Previa............................................................................
ManajemenAsuhanKebidanan Varney PadaKasus Plasenta Previa...............................
BAB III PENUTUP.........................................................................................................
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................
3.2 Saran...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................









BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikatorpenilaian status kesehatan. Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan diseluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin, artinya setiap menit ada satu perempuan yang meninggal. Di indonesia menurut survey demografi kesehatan indonesia (SDKI) tahun 2009, angka kematian ibu (AKI) 390 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di sumatera barat 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Menurut kementrian kesehatan RI tahun 2010, tiga faktor utama kesehatan ibu melahirkan adalah perdarahan 28%, eklampsia 24%, infeksi 11%. Padasebuah laporan oleh chikaki, dkk disebutkan perdarahan obstetrik yang sampai menyebabkan kematian maternal terdiri atas solusio plasenta 19%, koagulopati 14%, robekan jalan lahir termasuk ruptur uteri 16%, plasenta previa 7% dan plasenta akreta atau inkreta dan perkreta 6% dan atonia uteri. (Prawirohardjo, Sarwono. 2009)
Kasus perdarahan sebagai penyebab utama kematian ibu dapat terjadi pada masa kehamilan, persalinan dan masa nifas. Salah satu penyebab perdarahan tersebut adalah plasenta previa yaitu plasenta yang berimplementasi pada segmen bawah rahim (SBR) sedemikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum (OUI). Pada beberaparumah sakit umum pemerintah angka kejadian plasenta previa berkisar 1,7% sampai 2,9%, sedangkan di negara maju kejadiannya lebih rendah yaitu <1%. (Prawirohardjo, Sarwono. 2008).
Penyebab terjadinya plasenta previa secara pasti sulit ditentukan namun ada beberapa faktor yang meningkatkan terjadinya plasenta previa seperti jarak kehamilan, paritas tinggi dan usia diatas 35 tahun (Prawirohardjo, Sarwono. 2008). Menurut hasul penelitian wardana (2007), plasenta terjadi 1,3 lebih sering pada ibu yang sudah beberapa kali melahirkan (multipara) dari pada ibu yang baru pertama kali melahirkan (primipara). Semakin tua umur ibu maka kemungkinan untuk mendapatkan plasenta previa lebih besar. Pada ibu yang melahirkan dalam usia40 tahun berisiko 2,6 kali untuk terjadinya plasenta previa (Santoso. 2006). Plasenta previa juga sering terjadi pada kehamilan ganda dari pada kehamilan tunggal.

1.2  Tinjauan Penulisan
1.2.1        Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan dan melaksanakan asuhan kebidanan pada persalinan patologis dengan plasenta previa melalui pendekatan pola pikir manajemen asuhan kebidanan secara komprehensif dan mendokumentasikannya dalam bentuk soap.
1.2.2        Tujuan Khusus
a.       Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada persalinan dengan plasenta previa.
b.      Masiswa mampu menegakkan diagnosa, masalah, sertamenentukan kebutuhan pasien berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan
c.       Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial yang mungkin akan terjadi
d.      Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
e.       Mahasiswa mampu merencanakan asuhan sesuai dengan diagnosa, masalah dan kebutuhan klien
f.       Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan yang telah direncanakan baik secara mandiri, kolaborasi, rujukan
g.      Mahasiswa mampu menevaluasi hasil asuhan yang telah dilakukan
h.      Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan yang dilakukan dalam bentuk soap

1.3  Manfaat Penulisan
1.3.1          Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan atau keterampilan dan dapat mengaplikasikan ilmu dalam penerapan manajemen asuhan kebidanan dengan pendikumentasian soap untu asuhan persalinan dengan plasenta previa.
1.3.2    Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi institusi, khususnya di STIkes Mercubaktijaya Padang dalam meningkatkan wawasan mahasiswa mengenai asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan plasenta previa.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Pengertian Plasenta Previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal yaitu pada segmen bawah rahim (SBR) sehingga menutupi sebagian atau seluruh permukaan jalan lahir (Ostium uteri Internum) dan oleh karenanya bagianterendah sering kali terkendala memasuki pintu atas panggu (PAP) atau menimbulkan kelainan janin dalam lahir. Pada keadaan normal plasenta umumnya terletak di corpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri. (Prawirohardjo, 2008)
Sejalan dengan bertambah besarnya segmen bawah rahim (SBR) ke arah proksimalme mungkinkan plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim (SBR) ikut berpindah mengikuti perluasan segmen bawah rahim (SBR) seolah plasenta tersebut berimigrasi. Ostium Uteri yang secara dinamik mendatar dan meluas dalam persalinan kala Ibisa mengubah luas permukaan serviks yang tertutup oleh plasenta. (Prawirohardjo, 2009)
           
2.2       Klasifikasi Plasenta Previa
Belum ada kata sepakat diantara para ahli, terutama mengenai beberapa pembukaan jalan lahir. Oleh karena pembagian tidak didasarkan pada keadaan anatomi,melainkan pada keadaan fisiologi yang dapat berubah-ubah, maka klasifikasi akan berubah setiap waktu. Misalnya pada pembukaan yang masih kecil, seluruh permukaan ditutupi oleh jaringan plasenta (plasenta previa totalis), namun pada pembukaan yang lebih besar, keadaan ini akan menjadi plasenta previa lateralis.
            Menurut Patrick (2009), plasenta previa dibagi menjadi beberapa jenis :
a.       Plasenta previa totalis
Plasenta previa totalis yaitu ostium uteri internum tertutup seluruhnya oleh plasenta.
b.      Plasenta previa parsialis
Plasenta previa parsialis yaitu ostium uteru internum tertutup sebagian oleh plasenta.
c.       Plasenta previa marginalis
Plasenta previa marginalis yaitu pinggir bawah plasenta sampai pada pinggir ostium uteri internum
d.      Plasenta previa letak rendah
Plasenta previa letak rendah yaitu terjadi jika plasenta tertanam di segmen bawah uterus.
                       
Menurut De Snoo, plasenta previa dibagi berdasarkan pada pembukaan 4-5 cm :
a.         Plasenta previa sentralis (totalis) bila pada pembukaan 4-5 cm terapa plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum
b.         Plasenta previa lateralis bila pada pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan ditutupi oleh plasenta. Plasenta previa lateralis dibagi menjadi 2, yaitu :
1)   Plasenta lateralis posterior bila sebagian menutupi ostium bagian belakang
2)   Plasenta previa lateralis anterior bila menutupi ostium bagian depan
3)   Plasenta previa marginalis bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostium yang ditutupi plasenta

Menurut Brown, klasifikasi plasenta previa dibagi menjadi :
a.         Tingkat I : Lateral Plasenta Previa pinggir bawah plasenta berinserasi sampai ke segmen bawah rahim, namun tidak sampai ke pinggir pembukaan.
b.         Tingkat II : Marginal Plasenta Previa plasenta mencapai pinggir pembukaan (ostium)
c.         Tingkat III : complete plasenta previa plasenta menutupi ostium waktu tertutup, dan tidak menutupi bila pembukaan hampir lengkap.
d.        Tingkat IV : central plasenta previa plasenta menutupi seluruhnya pada pembukaan hampir lengkap.
                       
Dari semua klasifikasi plasenta previa, frekuensi plasenta previa totalis sebesar 20-45%, plasenta previa parsialis 30%, plasenta previa marginalis 25-50%.




2.3       Etiologi Plasenta Previa
Etiologi plasenta previa belum diketahui secara pasti. Frekuensi plasenta previa meningkat pada grande multipara, primigravida tua, bekas secsio sesarea, bekas aborsi, kelainan janin, dan leioma uteri. Penyebab secara pasti belum diketahui dengan jelas. Menurut beberapa ahli penyebab plasenta previa yaitu :
a.         Plasenta previa merupakan implementasi di segmen bawah rahim dapat disebabkan oleh endometrium di fundus uteri belum siap menerima implanmtasi, endometrium yang tipis sehingga diberpulakan perluasan plasenta untuk mampu memberikan nutrisi pada janin dan vili korealis pada chorion leave yang persisten.
b.         Etiologi plasenta previa belum diketahui pasti namun meningkat pada grande multi para, primigravida tua, bekas secsio sesarea, bekas operasi dan leiomioma uteri. (norma, dkk. 2013)
                       
Menurut Sofian (2012), penyebab plasenta previa yaitu :
a.         Endometrium yang inferior
b.         Chorion leave yang persesiten
c.         Korpus luteum yang bereaksi lambat
                                   
Strassman mengatakan bahwa faktor terpenting adalah vaskularisasi yang kurang pada desidua yang menyebabkan atrofi dan peradangan, sedangkan Brown menekankan bahwa faktor terpenting ialah vili korealis persisten pada desidua kapsularis.

2.4       Faktor Resiko Plasenta Previa
Menurut Mochtar yang dikutup pada buku Norma (2013), ada beberapa faktor resiko yang berhubungan dengan plasenta previa, diantaranya :
1.      Usia >35 tahun atau <20 tahun
2.      Paritas
3.      Riwayat pembedahan rahim
4.      Jarak persalinan yang dekat < 2 tahun
5.      Hipoplasia endometrium
6.      Korpus luteum bereaksi lambat
Menurut Sheiner yang dikutip pada buku Norma (2013), faktor resiko lainnya yang berhubungan dengan plasenta previa yaitu:
a.    Terdapat jaringan parut
b.    Riwayat plasenta previa sebelumnya
c.    Tumor-tumor rahim seperti mioma uteri
d.   Kehamilan ganda
e.    Merokok
2.5       Patofisiologi Plasenta Previa
Perdarahan antepartum disebabkan oleh plasenta previa umumnya terjadi pada trimester ketiga karena pada saat itu segmen bawah rahim lebih mengalami perubahan karena berkaitan dengan semakin tuanya kehamilan.
Menurut manuaba 2008, implementasi plasenta disegmen bawah rahim disebabkan:
a.    Endomentriumdi fundus uteri belum siap menerima implantasi
b.    Endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasan plasenta untuk mampu memberikan nutrisi ke janin.
c.    Vili korealis pada korion leave (korion yang gundul yang persisten.
                                               
Menurut Davood 2008 sebuah penyebab utama pada perdarahan trimester tiga yaitu plasenta previa yang memiliki tanda khas dengan perdarahan tanpa rasa sakit. perdarahan diperkirakan terjadi dalam hubungan dengan perkembangan segmen bawah rahim (SBR) pada trimester tiga. Dengan bertambah tuanya kehamilan, segmen bawah rahim (SBR) lebih melebar lagi dan serviks mulai membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah rahim (SBR), pelebaran segmen bawah rahim (SBR) dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat disitu tanpa diikuti tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus. Pada saat itu mulailah terjadi perdarahan. Darahnya bewarna merah segar,berlainan dengan darah yang disebabkanoleh solusio plasenta yang bewarna kehitam-hitaman. Sumber perdarahannya ialah sinus uteri yang robek karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahannya tidak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah rahim (SBR) untuk berkontraksi menghentikan perdarahan itu, sebagaimana serabut otot uterus menghentikan perdarahan pada kala tiga dengan plasenta yang letanya normal. Makin rendah letak plasenta, makin dini perdarahan terjadi.

2.6       Diagnosa Plasenta Previa
Untuk menegakkan diagnosa pasti kejadian plasenta previa. Hal-hal yang harus dilakukan menurut ai yeyeh, dkk. 2010 :
1.    Anamnesa
Perdarahan jalan lahir pada kehamilan >22 minggu berlangsung tanpa nyeri, tanpa alasan terutama pada mutigravida. Perdarahan cenderung berulang apada volume yang lebih banyak dari sebelumnya, perdarahan menimbulkan penyulit pada ibu maupun janin dalam rahim.
2.    Inspeksi
Dapat dilihat pada perdarahan yang keluar pervaginam, banyak, sedikit atau darah beku (stolsel). Bila terjadi perdarahan banyak maka ibu terlihat pucar atau anemis.
3.    Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah, nadi dan pernapasan dalam batas normal. Bila tekanan darah, nadi dan pernapasan meningkat maka daerah akral menjadi dingin atau tampak anemis.
4.    Pemeriksaan khusus Kebidanan
a.         Palpasi abdomen
Janin belum cukup bulan, tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan, bagian terendah janin masih tinggi karena plasenta berada pada segmen bawah rahim. Bila cukup pengalaman bisa dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah rahim (SBR) terutama pada ibu yang kurus.
b.         Denyut Jantung janin
Denyut jantung janin bervariasi dari normal menjadi asfiksia dan kemudian kematian dalam rahim.
c.         Pemeriksaan Inspekulo
Dengan memakai spekulum secara hati-hati dan dilihat asal perdarahan apak dari segmen bawah rahim atau kelainan serviks, vagina da varises pecah.


d.      Pemeriksaan Penunjang
1)          Sitografi
Mula-mula kandung kemih dikosongkan lalu masukkan 40 cc larutan NaCl 12,5%, kepala janin ditekan ke arah pintu atas panggul (PAP), bila jarak kepala janin dan kandung kemih 1 cm, kemungkinan terdapat plasenta previa.

2.7       Komplikasi Plasenta Previa
Ada beberapa komplikasi yang bila terjadi pada ibu hamil dengan plasenta previa menurut manuaba 2008, yaitu :
1.      Komplikasi pada ibu
a.       Dapat terjadi anemi bahkan syok
b.      Dapat terjadi robekan pada serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh
c.       Infeksi pada perdarahan yang banyak

2.    Komplikasi pada janin
a.       Kelainan letak janin
b.      Prematuritas, morbiditas dan mortalitas yang tinggi
c.       Asfiksia intauterine sampai dengan kematian

2.8       Penanganan Plasenta Previa
Menurut Prof. DR. Dr. Sarwono Prawirohardjo. SpOG.2009. jakarta :
1.        Perdarahan dalam trimester dua atau trimester tiga harus dirawat di rumah sakit. Pasien diminta baring dan dikalukan pemeriksaan darah lengkap termasuk golongan darah dan faktor Rh.pada kehamilan 24 minggu sampai 34 minggu diberikan steroid dalam perawatan antenatal untuk perawatan paru janin.
2.        Jika perdarahan terjadi pada trimester dua perlu diwanti-wanti karena perdarahan ulangan biasanya lebih banyak. Jika ada gejala hipovelemik seperti hipotensi, pasien tersebut mungkin mengalami perdarahan yang cukup berat, lenih berat dari pada penampakannya secara klinis. Transfusi darah yang banyak perlu segera diberikan.
3.        Pada kondisi yang terlihat stabil di dalam rawatan di luar rumah sakit, hubungan suami istri dan tumah tangga dihindari kecuali setelah pemeriksaan ultrasonografi ulangan dianjurkan minimal setelah 4 minggu, memperlihatkan ada migrasi plasenta menjauhi ostiun uteri internum (OUI)
4.        Perdarahan dalam trimester tiga perlu pengawasan lebih ketat dengan istirahat baring yang lebih lama dalam rumah sakit dan dalam keadaan yang cukup serius untuk merawatnya sampai melahirkan.
5.        Pada pasien dengan riwayat secsio sesaria perlu diteliti dengan ultrasonografi, color doppler atau MRI untuk melihatkemungkinan adanya plasenta akreta, inkreta atau perkreta.
6.        Secsio sesaria juga dilakukan apabilaada perdarahan banyak yang menghawatirkan
                                   
Semua pasien dengan perdarahan pervaginam pada trimester tiga dirawat di rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila pasien dalam keadaan syok karena perdarahan yang banyak, harus segera perbaiki keadaan umumnya dengan pemberian infus atau transfusi darah.
Selanjutnya penanganan plasenta previa bergantung pada keadaan umum pasien, kadar Hb, jumlah perdarahan, umur kehamilan, taksiran janin, jenis plasenta previa dan paritas.












Konsep Dasar Manajemen Kebidanan

Langkah I      : Pengumpulan Data Dasar (pengkajian)
Pengkajian adalah pendekatan seismatis untuk mengumpulkan data dan mengelompokkan data serta menganalisa data sehingga dapat diketahui masalah dan keadaan klien. Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan semua sumber yang berkaitan dengan klien.
Data-data yang dikumpulkan meliputi:
Data Subjektif
a.       Biodata (istri dan suami)
Yang perlu dikaji yaitu : Nama, umur, agama, suku, pendidikan, pekerjaan dan alamat. Maksud pertanyaan ini adalah untuk mengidentifikasi pasien.
Dasarnya : Pada klien dengan plasenta previa, pada biodata istri perli diperhatikan usia ibu. Prevalensi plasenta previa meningkat 3 kali pada umur ibu >35 tahun.
b.      Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan alasan utama klien datang ke rumah sakit dan apa saja yang dirasakan klien.
Dasarnya : Keluhan pada plasenta previa yaitu perdarahan yang terjadi bisa sedikit atau banyak. Perdarahan bewarna merah segar tanpa alasan dan tanpa rasa sakit.
c.       Riwayat Menstruasi
Pada riwayat menstruasi yang perlu ditanyakan atau diketahui yaitu menarche (untuk mengetahui usia pertama haid. Usia menarche dipengaruhi oleh keturunan, keadaan gizi, bangsa, lingkungan, iklim dan keadaan umum), siklus (untuk mengetahui klien mempunyai siklus normal atau tidak), lamanya (jika lama haid ≥15 hari berarti abnormal dan kemungkinan adanya gangguan yang mempengaruhinya), banyaknya(untuk mengetahui apakah ada gejala kelainan banyaknya darah haid), nyeri haid (untuk mengetahui apakah klien menderita nyeri setiap haid)
d.      Riwayat Obstetrik yang lalu
no
tanggal lahir
usia kehamilan
jenis persalinan
tempat persalinan
komplikasi
penolong
bayi
nifas
ibu
bayi
pb/bb/jk
keadaan
lochea
laktasi













Dasarnya : Pada riwayat obstetri yang lalu perlu dikaji pada kasus plasenta previa yaitu riwayat operasi rahim atau memiliki kelainan rahim, riwayat kehamilan kembar dan riwayat plasenta previa sebelumnya.
e.       Riwayat kehamilan sekarang
Dasarnya : Pada klien dengan plasenta previa terjadi perdarahan bewarna merah segar pada TM III, perdarahan sedikit dan sesekali mungkin terjadi pada TM I dan TM II.perdarahan biasanya tidak disertasi rasa sakit walaupun kram rahim pada beberapa wanita. Sebagian wanita tidak mengalami perdarahan sama sekali.
f.       Riwayat kesehatan
Dasarnya : Pada kasus plasenta previa, salah satu faktor penyebab terjadinya plasenta previa yaitu riwayat pembedahan rahim
g.      Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan ada anggota keluarga yang menderita penyakit turunan, penyakit menular, riwayat kehamilan kembar atau riwayat kehamilan postterm
Dasarnya : Pada klien dengan plasenta previa, salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya plasenta previa yaitu kehamilan kembar.
h.      Riwayat seksualitas
Untuk mengetahui apakah ibu mengalami masalah selama berhubungan atau tidak
Dasarnya : Pada kasus plaenta previa, berhubungan seks dapat memicu perdarahan yang dapat membahayakan jiwa ibu dan janinya. Jangankan berhubungan seks, tidak berhubungan pun perdarahan bisa mungkin terjadi. Itulah mengapa jika ada gangguan plasenta previa hubungan seks dilarang dilakukan sampai dokter mengizinkan setelah sebelumnya melakukan pemeriksaan menyeluruh

i.        Riwayat psikologi
Dasarnya : Pada klien dengan plasenta previa, secara psikologis klien mengalami kekhawatiran serta kecemasan tentang kelangsungan bayi di dalam kandungannya saat harus menjalani bedrest

Data Objektif
Dapat dikumpulkan melalui pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus :
a.         Pemeriksaan umum
Dasarnya : Pada klien dengan plasenta previa, dapat dijumpai tekanan darah turun, nadi dan pernapasan meningkat, dan daerah ujung menjadi dingin, serta tampak anemis.
b.         Pemeriksaan khusus
Secara inspeksi
1)      Secara inspeksi yaitu pemeriksaan pandang yang dimulai dari kepala sampai kaki. Yang dinilai pada inspeksi yaitu kemungkinan bentuk tubuh yang normal, kebersihan kulit rambut, muka, konjungtiva, sklera, hidung, telinga, mulut, leher, payudara, abdomen, genitalia dan ekstremitas.
Dasarnya : Pada klien dengan plasenta previa, yang perlu dikaji pada pemeriksaan inspeksi yaitu :
a.       Mata :conjungtiva terlihat pucat dan anemis hal ini disebabkan oleh perdarahan yang banyak
b.      Genitalia : perdarahan pervagianam yang keluar banyak, sedikit, darah beku dan sebagainya
2)      Secara palpasi
Dasarnya : Pada klien dengan plasenta previa, hasil pemeriksaan palpasi abdomen yang didapat yaitu :
a.       Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah
b.      Sering dijumpai kesalahan letak janin
c.       Bila cukup pengalaman (ahli), dapat dirasakan suatu bantalanpada segmen bawah rahim, terutama pada ibu yang kurus
d.      Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya kepala masih goyang atau terapung (floating) atau di atas pintu atas panggul
3)      Secara auskultasi
Secara auskultasi, kemungkinan dapat terdengar bunyi jantung janin, frekuensinya teratur atau tidak.
Dasarnya : Pada klien dengan plasenta previa, denyut jantung janin dapat bervariasi dari normal sampai asfiksia dan kematian dalam rahim
4)      Pemeriksaan inspekulo
Dasarnya : Pada klien dengan plasenta previa, pemeriksaan inspekulo dilakukan untuk memastikan apakah perdarahan berasal dari segmen bawah rahim atau kelainan serviks, vagina dan varises pecah
5)      Pemeriksaan dalam
Dasarnya : Pada kasus plasenta previa, pemeriksaan dalam adalah senjata yang paling ampuh di bidang obstetrik untuk mendiagnosa plasenta previa. Walaupun ampuh, namun harus berhati-hati karena bahaya yang besar
Pemeriksaan dalam dilakukan hanya di atas meja operasi dan siap untuk mengambil tindakan. Hasil pemeriksaan dalam teraba plasenta di sekitar ostium uteri internum
c.       Pemeriksaan radio-isotop
1)      Plasentografi jaringan lunak yaitu membuat foto dengan sinar rontgen lemah untuk mencoba melokalisir plasenta. Hasil foto dibaca oleh ahli radiologi yang berpengalaman.
2)        Sitografi yaitu mula-mula kandung kemih dikosongkan, lalu masukkan 40 cc larutan NaCl 12,5%, kepala janin ditekan ke arah pintu atas panggul, lalu dibuat foto. Bila jarak kepala dan kandung kemih berselisih 1 cm, makaterdapat kemungkinan plasenta previa.
3)        Plasentografi Indirek yaitu membuat foto seri lateral dan anteroposterior yaitu ibu dalam posisi berdiri atau duduk setengah berdiri. Lalu foto dibaca oleh ahli radiologi berpengalaman dengan cara menghitung jarak antara kepala-simpisis dan kepala-promontorium.
4)        Arteriografi yaitu dengan memasukkan zat kontras ke dalam arteri femoralis. Karena plasenta sangat kaya akan pembuluh darah, maka ia akan banyak menyerap zat kontras, ini akan jelas terlihat pada foto dan juga lokasinya.
5)        Amniografi dengan memasukkan zat kontras ke dalam rongga amnion, lalu bibuat foto dan dilihat dimana terdapat daerah kososng (diluar janin) dalam rongga rahim
6)        Radioisotop yaitu dengan menyuntikkan zat radio aktif, biasanya RISA (radioiodinated serum albumin) secara intravena, lalu diikuti dengan detektor GMC

d.      Pemeriksaan penunjang
1)      Ultrasonografi (USG) :
Dasarnya : Pemeriksaan dilakukan untuk penentuan lokasi plasenta dan tidak menimbulkan bahaya radiasi pada janin
2)      Kardiokotografi (KTG) : dilakukan pada kehamilan >28 minggu
3)      Labolatorium        : darah perifer lengkap. Bila akan dilakukan operasi, perlu diperiksa faktor pembekuan darah, waktu perdarahan dan gula darah.

Langkah II : Intepretasi data
A.      Diagnosa kehamilan
Ibu G...P...A...H... usia kehamilan....minggu, janin hidup/mati, tunggal/ganda, intrauterin/ekstrauterin, presentasi kepala/sungsang/lintang, KU ibu dan janin dengan plasenta previa totalis.
Dasar :
a)      Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke....
b)      Usia kehamilan ditentukan dari pernyataan ibu kapan HPHT nya....
c)      Janin hidup/mati didapatkan dengan mendengarkan DJJ ....
d)     Pada pemeriksaan palpasi teraba 1 bagian besar janin dan DJJ terdengar pada satu sisi saja....
e)      Intrauterin apabila pemeriksaan palpasi ibu tidak merasa nyeri, eksrauterin apabila saat palpasi ibu merasakan nyeri.
f)       Didapatkan saat melakukan palpasi leopold apakah presentasi janin ibu...
g)      KU ibu didapatkan dengan memeriksa Tanda- tanda vital...
TD                      : .... mmHg                  P                      :...        x/menit
N                        : ... x/menit                  S                      :...        x/menit
DJJ                     : ... x/menit
B.       Masalah
Kemungkinan masalah yang timbul pada klien dengan plasenta previa adalah kecemasan karena ibu merasa cemas dengan kondisi yang ibu alami dan cemas dengan keadaan janinnya.
C.       Kebutuhan
Kebutuhan yang diperlukan pada klien dengan plasenta previa yaitu dukungan psikologis, hidrasi, pengosongan kandung kemih, defiksasi dan rasa nyaman


Langkah III : Diagnosa atau dan masalah potensial kemungkinan diagnosa potensial
A.    Pada ibu
1)      Anemi
Dasarnya : karena pada kasus plasenta previa ibu biasanya mengalami perdarahan sehingga menimbulkan anemia.
2)      Perdarahan hingga syok hipovolemik
Dasarnya : karena perdarahan yang terjadi terus-menerus dan jumlah yg cukup banyak dapat menyebabkan syok pada klien ini.
3)      Inersia primer
4)      Prolaps tali pusat
Dasarnya : Karena plasenta berimplantasi disegmen bawah rahim/tidak pada tempat seharusnya sehingga kadang dapat memicu terjadinya prolaps tali pusat.
5)      Plasenta melekat
Dasarnya : karena implantasi plasenta tidak pada tempatnya sehingga harus dikeluarkan manual dan kalau perlu dibersihkan dengan korekan
6)      Robekan jalan lahir karena tindakan
Dasarnya : Dapat terjadi karena melakukan tindakan untuk menangani ibu dengan plasenta previa menggunakan tindakan medis yang dapat membuat robekan jalan lahir.

B.     Pada janin
1)      Kelainan letak janin
Dasarnya : Karena tempat tertanamnya plasenta yang tidak sesuai sehingga letak janin pun menjadi terganggu.
2)      Bayi prematur atau lahir mati
Dasarnya : Apabila terjadi perdarahan yang sangat hebat dan janin harus segera dilahirkan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan.

Langkah IV: Tindakan Segera
a.       Jika klien terdeteksi dengan plasenta previa, segera lakukan kolaborasi dengan dokter spesial obgyn untuk dilakukan tindakan.
Dasarnya : Segera melakukan rujukan/kolaborasi dengan dokter untuk penanganan kasus ini agar dapat dilakukan secsio sesarea ataupun dilakukan terminasi.
b.      Pemberian cairan Intravena
Dasarnya : Dilakukan apabila ibu tampak lelah dan kekurangan cairan.
c.       Mengatasi syok dan perdarahan pada ibu.
Dasarnya : Segera mengatasi syok dan perdarahan pada ibu agar tidak terjadi perdarahan yang semakin banyak.

Langkah V : Intervensi
a.       Beritahu ibu hasil pemeriksaan
Dasarnya : Agar ibu tau dengan kondisinya dan tau apa yang akan ia lakukan selanjutnya.
b.      Beri dukungan psikologis pada ibu
Dasarnya : Agar ibu tidak drop dan menjadi stress dengan kondisinya dan tidak berpengaruh kepada janinnya.
c.       Anjurkan ibu istirahat bedrest (tirah baring)
Dasarnya : Untuk memperbaiki keadaan ibu agar perdarahanpun tidak bertambah banyak.
d.      Penuhi kebutuhan hidrasi dan nutrisi ibu
Dasarnya : Agar cairan ibu terpenuhi dan untuk memperbaiki kondisi ibu.
e.       Penuhi kebutuhan personal hygien ibu
f.       Atur cairan infus dan drip adona 1ampul
g.      Lakukan observasi TTV, perdarahan dan DJJ
Dasarnya : Untuk memantau keadaan umum ibu, apakah perdarahan yang terjadi bertambah banyak atau tidak, dan untuk memantau keadaan janin ibu.
h.      Berikan terapi sesuai anjuran dokter spesialis obgyn
i.        Anjurkan keluarga untuk menyiapkan donor darah
Dasarnya : Karena mengalami perdarahan yang banyak maka ibu dengan plasenta previa membutuhkan pendonor darah untuk mengganti darah yang telah banyak dikeluarkan.


Langkah VI : Implementasi
a.       Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
b.      Memberi dukungan psikologis pada ibu
c.       Menganjurkan ibu istirahat bedrest (tirah baring)
d.      Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi ibu
e.       Memenuhi kebutuhan personal hygien ibu
f.       Mengatur cairan infus dan drip adona 1 ampul
g.      Melakukan observasi TTV, perdarahan dan DJJ
h.      Memberikan terapi sesuai anjuran dokter spesialis obgyn
i.        Menganjurkan keluarga untuk menyiapkan donor darah

Langkah VII : Evaluasi
Evaluasi adalah hal terakhir yang dilakukan dari proses asuhan kebidanan dengan plasenta previa. Kemungkinan hasil evaluasi yang ditemukan :
a.       Ibu telah diberitahu mengenai hasil pemeriksaan.
b.      Ibu mulai menerima keadaannya dan mulai termotivasi setelah diberikan dukungan psikologis.
c.       Ibu mau dianjurkan untuk beristirahat bedrest.
d.      Cairan dan nutrisi ibu terpenuhi dengan memberikan ibu minum dan makan.
e.       Cairan infus telah terpasang pada ibu untuk memenuhi cairan tubuh ibu.
f.       Keluarga telah menyiapkan donor darah apabila ibu terjadi hal yang membutuhkan donor darah segera.
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Plasenta previa, perdarahan yang terjadi pada implantasi plasenta, yang menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Dasar diagnosis gangguan ini meliputi adanya perdarahan tanpa rasa sakit ; keadaan umum setelah perdarahan tergantung pada keadaan umum sebelumnya, jumlah, kecepatan, dan lamanya perdarahan serta menimbulkan gejala klinis pada ibu dan janin; perut ibu lemas sehingga mudah meraba bagian terendah; terdapat kelainan letak atau  bagian terendah belum masuk PAP. 
Gejalaklinis ibubergantung pada keadaan umum dan jumlah darah yang hilang, yang bersifat sedikit demi sedikit atau dalam jumlah besar dalam waktu singkat; terjadi gejala kardiovaskuler dalam bentuk frekuensi nadi meningkat dan tekanan darah menurun, anemia disertai ujung jari dingin, perdarahan banyak dapat menimbulkan syok sampai kematian.

3.2 Saran 
Ciri khas plasenta previa adalah perdarahan yang tidak disertai rasa sakit. Oleh karena itu tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam untuk menegakkan diagnosis, kecuali dilakukan di kamar operasi menjelang tindakan. Karena akan merusak keseimbangan bekuan darah dan akan menimbulkan perdarahan baru. Dalam skema menghadapi plasenta previa dapat dilakukan tindakan oleh bidan yang menghadapinya dengan cara berikut :
a.       Pasang infus dengan cairan pengganti (  NaCl, Ringer Laktat, Glukosa).
b.      Jangan melakukan pemeriksaan dalam karena akan berakibat perdarahan tambah banyak.
c.       Segera lakukan tindakan rujukan ke rumah sakit dengan fasilitas yang cukup untuk tindakan operasi dan sebagainya.






DAFTAR PUSTAKA

Sofiian, A, 2011.  Sipnosis Obstetri, Edisi 3, Jilid 1. Jakarta : EGC
Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Patologi. Jakarta : Trans Info Media
Manuaba, Ida Bagus Gde, dkk. 2007. Buku Pengantar Obtetri. Jakarta : EGC
Norma, Nita, dkk, 2013. Asuhan Kebidanan Patologi Teori dan Tinjauan Kasus. Yogyakarta : Nuha Medika
Winkjosastro, Hanifa, dkk. 2011. Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Ayah Bunda, 2012, Plasenta Previa Dalam Kehamilan diakses pada tanggal 12 november 2013, http://ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/placenta.previa.pada.kehamilan/001/001/642/1/4 
Antar Sumbar, 2013, Kematian Ibu dan Bayi Sumbar Jauh dari Target MDGsdiakses pada tanggal 15 November 2013,http://www.antarasumbar.com/berita/pariaman/d/6/291693/kematian-ibu-dan-bayi-sumbar-jauh-dari-target-mdgs.html

2 komentar:

  1. The Dream Casino Site - Lucky Club
    Lucky Club offers all the best online gaming and slots games on the market. It's the perfect place to have luckyclub a fun gaming experience, Minimum Deposit: C$10Mobile: Android, iPhone, TabletOS: May 29, 2021 Rating: 4.3 · ‎Review by LuckyClub

    BalasHapus
  2. Casinos Near Me | 14 Casinos Near Me - Mapyro
    Get directions, 문경 출장안마 reviews 강릉 출장안마 and 강릉 출장샵 information for casinos in San Diego, including WYNN RESORTS MOUNTAIN, 김해 출장안마 and other 천안 출장샵 nearby casinos.

    BalasHapus