MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN IV
KEHAMILAN DENGAN PLASENTA PREVIA
OLEH :
KELOMPOK
KELOMPOK
1.
VIRA INDRIANI (14211614)
2.
SELVIA MARDAYANI (14211629)
Dosen Pembimbing :
DEVI SYARIEF, S.SiT M.Keb
STIKes
MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN AJARAN
2015/2016
KATA
PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa, karena atas rahmat-NYA makalah yang berjudul “Kehamilan
Dengan Plasenta Previa” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dari mata kuliah ASKEB IV. Selama penyusunan makalah ini penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak dalambentuk informasi, motivasi serta dorongan moral dan spiritual,
sehingga makalah ini tersusun dan dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.
Disampingitu, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan sudah tentu masih ada kesalahan-kesalahan yang luput dari pengamatan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca untuk perbaikan dan penyempurnaan seperlunya sangat penulis harapkan.
Pada akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan jika ada
kesalahan dan kekurangan mohon dimaklumi.
Padang,
Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR
ISI...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................
1.1 Latar
Belakang................................................................................................
1.2 Tujuan
Penulisan............................................................................................
1.3 Manfaat Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN...................................................................................................
2.1 DefinisiPlasenta Previa...................................................................................
2.2 Klasifikasi
Plasenta Previa..............................................................................
2.3Etiologi Plasenta Previa....................................................................................
2.4 Faktor Resiko Plasenta Previa.........................................................................
2.5 Patofisiologi Plasenta Previa...........................................................................
2.6 Diagnosa Plasenta Previa................................................................................
2.7 Kompikasi
Plasenta Previa..............................................................................
2.8 Penanganan
Plasenta Previa............................................................................
ManajemenAsuhanKebidanan Varney PadaKasus Plasenta Previa...............................
BAB III
PENUTUP.........................................................................................................
3.1
Kesimpulan.......................................................................................................
3.2 Saran...................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) merupakan
salah satu indikatorpenilaian status kesehatan. Organisasi kesehatan dunia
(WHO) memperkirakan diseluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal setiap
tahun saat hamil atau bersalin, artinya setiap menit ada satu perempuan yang
meninggal. Di indonesia menurut survey demografi kesehatan indonesia (SDKI)
tahun 2009, angka kematian ibu (AKI) 390 per 100.000 kelahiran hidup. Angka
kematian ibu di sumatera barat 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Menurut kementrian kesehatan RI tahun
2010, tiga faktor utama kesehatan ibu melahirkan adalah perdarahan 28%,
eklampsia 24%, infeksi 11%. Padasebuah laporan oleh chikaki, dkk disebutkan
perdarahan obstetrik yang sampai menyebabkan kematian maternal terdiri atas
solusio plasenta 19%, koagulopati 14%, robekan jalan lahir termasuk ruptur
uteri 16%, plasenta previa 7% dan plasenta akreta atau inkreta dan perkreta 6%
dan atonia uteri. (Prawirohardjo, Sarwono. 2009)
Kasus perdarahan sebagai penyebab utama
kematian ibu dapat terjadi pada masa kehamilan, persalinan dan masa nifas.
Salah satu penyebab perdarahan tersebut adalah plasenta previa yaitu plasenta
yang berimplementasi pada segmen bawah rahim (SBR) sedemikian rupa sehingga
menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum (OUI). Pada
beberaparumah sakit umum pemerintah angka kejadian plasenta previa berkisar
1,7% sampai 2,9%, sedangkan di negara maju kejadiannya lebih rendah yaitu
<1%. (Prawirohardjo, Sarwono. 2008).
Penyebab terjadinya plasenta previa
secara pasti sulit ditentukan namun ada beberapa faktor yang meningkatkan
terjadinya plasenta previa seperti jarak kehamilan, paritas tinggi dan usia
diatas 35 tahun (Prawirohardjo, Sarwono. 2008). Menurut hasul penelitian
wardana (2007), plasenta terjadi 1,3 lebih sering pada ibu yang sudah beberapa
kali melahirkan (multipara) dari pada ibu yang baru pertama kali melahirkan
(primipara). Semakin tua umur ibu maka kemungkinan untuk mendapatkan plasenta
previa lebih besar. Pada ibu yang melahirkan dalam usia40 tahun berisiko 2,6
kali untuk terjadinya plasenta previa (Santoso. 2006). Plasenta previa juga
sering terjadi pada kehamilan ganda dari pada kehamilan tunggal.
1.2
Tinjauan
Penulisan
1.2.1
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan dan melaksanakan asuhan kebidanan pada
persalinan patologis dengan plasenta previa melalui pendekatan pola pikir
manajemen asuhan kebidanan secara komprehensif dan mendokumentasikannya dalam
bentuk soap.
1.2.2
Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu
melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada persalinan dengan
plasenta previa.
b. Masiswa mampu
menegakkan diagnosa, masalah, sertamenentukan kebutuhan pasien berdasarkan
data-data yang telah dikumpulkan
c. Mahasiswa mampu
mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial yang mungkin akan terjadi
d. Mahasiswa mampu
mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
e. Mahasiswa mampu
merencanakan asuhan sesuai dengan diagnosa, masalah dan kebutuhan klien
f. Mahasiswa mampu
melaksanakan asuhan yang telah direncanakan baik secara mandiri, kolaborasi,
rujukan
g. Mahasiswa mampu
menevaluasi hasil asuhan yang telah dilakukan
h. Mahasiswa mampu
mendokumentasikan asuhan yang dilakukan dalam bentuk soap
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1
Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan atau keterampilan dan dapat mengaplikasikan
ilmu dalam penerapan manajemen asuhan kebidanan dengan pendikumentasian soap
untu asuhan persalinan dengan plasenta previa.
1.3.2 Bagi
Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi institusi, khususnya di STIkes Mercubaktijaya Padang
dalam meningkatkan wawasan mahasiswa mengenai asuhan kebidanan pada ibu
bersalin dengan plasenta previa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Plasenta Previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
abnormal yaitu pada segmen bawah rahim (SBR) sehingga menutupi sebagian atau
seluruh permukaan jalan lahir (Ostium uteri Internum) dan oleh karenanya
bagianterendah sering kali terkendala memasuki pintu atas panggu (PAP) atau
menimbulkan kelainan janin dalam lahir. Pada keadaan normal plasenta umumnya
terletak di corpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri.
(Prawirohardjo, 2008)
Sejalan dengan bertambah besarnya segmen bawah rahim (SBR) ke arah
proksimalme mungkinkan plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
(SBR) ikut berpindah mengikuti perluasan segmen bawah rahim (SBR) seolah
plasenta tersebut berimigrasi. Ostium Uteri yang secara dinamik mendatar dan
meluas dalam persalinan kala Ibisa mengubah luas permukaan serviks yang
tertutup oleh plasenta. (Prawirohardjo, 2009)
2.2 Klasifikasi Plasenta Previa
Belum ada kata sepakat diantara para ahli, terutama mengenai beberapa
pembukaan jalan lahir. Oleh karena pembagian tidak didasarkan pada keadaan
anatomi,melainkan pada keadaan fisiologi yang dapat berubah-ubah, maka
klasifikasi akan berubah setiap waktu. Misalnya pada pembukaan yang masih
kecil, seluruh permukaan ditutupi oleh jaringan plasenta (plasenta previa
totalis), namun pada pembukaan yang lebih besar, keadaan ini akan menjadi
plasenta previa lateralis.
Menurut
Patrick (2009), plasenta previa dibagi menjadi beberapa jenis :
a. Plasenta previa
totalis
Plasenta previa totalis yaitu ostium uteri internum
tertutup seluruhnya oleh plasenta.
b. Plasenta previa
parsialis
Plasenta previa parsialis yaitu ostium uteru internum
tertutup sebagian oleh plasenta.
c. Plasenta previa
marginalis
Plasenta previa
marginalis yaitu pinggir bawah plasenta sampai pada pinggir ostium uteri
internum
d. Plasenta previa
letak rendah
Plasenta previa letak rendah yaitu terjadi jika plasenta
tertanam di segmen bawah uterus.
Menurut De Snoo, plasenta previa dibagi
berdasarkan pada pembukaan 4-5 cm :
a.
Plasenta previa sentralis (totalis) bila pada pembukaan
4-5 cm terapa plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum
b.
Plasenta previa lateralis bila pada pembukaan 4-5 cm
sebagian pembukaan ditutupi oleh plasenta. Plasenta previa lateralis dibagi
menjadi 2, yaitu :
1) Plasenta
lateralis posterior bila sebagian menutupi ostium bagian belakang
2) Plasenta previa
lateralis anterior bila menutupi ostium bagian depan
3) Plasenta previa
marginalis bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostium yang ditutupi plasenta
Menurut Brown, klasifikasi plasenta
previa dibagi menjadi :
a.
Tingkat I : Lateral Plasenta Previa pinggir bawah
plasenta berinserasi sampai ke segmen bawah rahim, namun tidak sampai ke
pinggir pembukaan.
b.
Tingkat II : Marginal Plasenta Previa plasenta mencapai
pinggir pembukaan (ostium)
c.
Tingkat III : complete plasenta previa plasenta menutupi
ostium waktu tertutup, dan tidak menutupi bila pembukaan hampir lengkap.
d.
Tingkat IV : central plasenta previa plasenta menutupi
seluruhnya pada pembukaan hampir lengkap.
Dari semua klasifikasi plasenta previa, frekuensi plasenta previa totalis
sebesar 20-45%, plasenta previa parsialis 30%, plasenta previa marginalis
25-50%.
2.3 Etiologi Plasenta Previa
Etiologi plasenta previa belum diketahui secara pasti. Frekuensi plasenta
previa meningkat pada grande multipara, primigravida tua, bekas secsio sesarea,
bekas aborsi, kelainan janin, dan leioma uteri. Penyebab secara pasti belum
diketahui dengan jelas. Menurut beberapa ahli penyebab plasenta previa yaitu :
a.
Plasenta previa merupakan implementasi di segmen bawah
rahim dapat disebabkan oleh endometrium di fundus uteri belum siap menerima
implanmtasi, endometrium yang tipis sehingga diberpulakan perluasan plasenta
untuk mampu memberikan nutrisi pada janin dan vili korealis pada chorion leave
yang persisten.
b.
Etiologi plasenta previa belum diketahui pasti namun
meningkat pada grande multi para, primigravida tua, bekas secsio sesarea, bekas
operasi dan leiomioma uteri. (norma, dkk. 2013)
Menurut Sofian (2012), penyebab
plasenta previa yaitu :
a.
Endometrium yang inferior
b.
Chorion leave yang persesiten
c.
Korpus luteum yang bereaksi lambat
Strassman mengatakan bahwa faktor terpenting adalah vaskularisasi yang
kurang pada desidua yang menyebabkan atrofi dan peradangan, sedangkan Brown
menekankan bahwa faktor terpenting ialah vili korealis persisten pada desidua
kapsularis.
2.4 Faktor Resiko Plasenta Previa
Menurut Mochtar yang dikutup pada buku Norma (2013), ada beberapa faktor
resiko yang berhubungan dengan plasenta previa, diantaranya :
1. Usia >35
tahun atau <20 tahun
2. Paritas
3. Riwayat
pembedahan rahim
4. Jarak
persalinan yang dekat < 2 tahun
5. Hipoplasia
endometrium
6. Korpus luteum
bereaksi lambat
Menurut Sheiner yang dikutip pada buku Norma (2013), faktor resiko lainnya
yang berhubungan dengan plasenta previa yaitu:
a. Terdapat
jaringan parut
b. Riwayat
plasenta previa sebelumnya
c. Tumor-tumor
rahim seperti mioma uteri
d. Kehamilan ganda
e. Merokok
2.5 Patofisiologi Plasenta Previa
Perdarahan antepartum disebabkan oleh plasenta previa umumnya terjadi pada
trimester ketiga karena pada saat itu segmen bawah rahim lebih mengalami
perubahan karena berkaitan dengan semakin tuanya kehamilan.
Menurut manuaba 2008, implementasi
plasenta disegmen bawah rahim disebabkan:
a. Endomentriumdi
fundus uteri belum siap menerima implantasi
b. Endometrium
yang tipis sehingga diperlukan perluasan plasenta untuk mampu memberikan nutrisi
ke janin.
c. Vili korealis
pada korion leave (korion yang gundul yang persisten.
Menurut Davood 2008 sebuah penyebab utama pada perdarahan trimester tiga
yaitu plasenta previa yang memiliki tanda khas dengan perdarahan tanpa rasa
sakit. perdarahan diperkirakan terjadi dalam hubungan dengan perkembangan
segmen bawah rahim (SBR) pada trimester tiga. Dengan bertambah tuanya
kehamilan, segmen bawah rahim (SBR) lebih melebar lagi dan serviks mulai
membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah rahim (SBR), pelebaran
segmen bawah rahim (SBR) dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh
plasenta yang melekat disitu tanpa diikuti tanpa terlepasnya sebagian plasenta
dari dinding uterus. Pada saat itu mulailah terjadi perdarahan. Darahnya
bewarna merah segar,berlainan dengan darah yang disebabkanoleh solusio plasenta
yang bewarna kehitam-hitaman. Sumber perdarahannya ialah sinus uteri yang robek
karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus
marginalis dari plasenta. Perdarahannya tidak dapat dihindarkan karena
ketidakmampuan serabut otot segmen bawah rahim (SBR) untuk berkontraksi
menghentikan perdarahan itu, sebagaimana serabut otot uterus menghentikan
perdarahan pada kala tiga dengan plasenta yang letanya normal. Makin rendah
letak plasenta, makin dini perdarahan terjadi.
2.6 Diagnosa Plasenta Previa
Untuk menegakkan diagnosa pasti kejadian plasenta previa. Hal-hal yang
harus dilakukan menurut ai yeyeh, dkk. 2010 :
1. Anamnesa
Perdarahan jalan lahir pada kehamilan >22 minggu berlangsung tanpa
nyeri, tanpa alasan terutama pada mutigravida. Perdarahan cenderung berulang
apada volume yang lebih banyak dari sebelumnya, perdarahan menimbulkan penyulit
pada ibu maupun janin dalam rahim.
2. Inspeksi
Dapat dilihat pada perdarahan yang keluar pervaginam, banyak, sedikit atau
darah beku (stolsel). Bila terjadi perdarahan banyak maka ibu terlihat pucar
atau anemis.
3.
Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah, nadi dan pernapasan dalam batas normal. Bila tekanan darah,
nadi dan pernapasan meningkat maka daerah akral menjadi dingin atau tampak
anemis.
4. Pemeriksaan
khusus Kebidanan
a.
Palpasi abdomen
Janin belum cukup bulan, tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan,
bagian terendah janin masih tinggi karena plasenta berada pada segmen bawah
rahim. Bila cukup pengalaman bisa dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah
rahim (SBR) terutama pada ibu yang kurus.
b.
Denyut Jantung janin
Denyut jantung janin bervariasi dari normal menjadi asfiksia dan kemudian
kematian dalam rahim.
c.
Pemeriksaan Inspekulo
Dengan memakai spekulum secara hati-hati dan dilihat asal
perdarahan apak dari segmen bawah rahim atau kelainan serviks, vagina da
varises pecah.
d. Pemeriksaan
Penunjang
1)
Sitografi
Mula-mula
kandung kemih dikosongkan lalu masukkan 40 cc larutan NaCl 12,5%, kepala janin
ditekan ke arah pintu atas panggul (PAP), bila jarak kepala janin dan kandung
kemih 1 cm, kemungkinan terdapat plasenta previa.
2.7 Komplikasi Plasenta Previa
Ada beberapa komplikasi yang bila terjadi pada ibu hamil dengan plasenta
previa menurut manuaba 2008, yaitu :
1. Komplikasi pada
ibu
a. Dapat terjadi
anemi bahkan syok
b. Dapat terjadi
robekan pada serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh
c. Infeksi pada
perdarahan yang banyak
2. Komplikasi pada
janin
a. Kelainan letak
janin
b. Prematuritas,
morbiditas dan mortalitas yang tinggi
c. Asfiksia
intauterine sampai dengan kematian
2.8 Penanganan Plasenta Previa
Menurut Prof. DR. Dr. Sarwono
Prawirohardjo. SpOG.2009. jakarta :
1.
Perdarahan dalam trimester dua atau trimester tiga harus
dirawat di rumah sakit. Pasien diminta baring dan dikalukan pemeriksaan darah
lengkap termasuk golongan darah dan faktor Rh.pada kehamilan 24 minggu sampai
34 minggu diberikan steroid dalam perawatan antenatal untuk perawatan paru
janin.
2.
Jika perdarahan terjadi pada trimester dua perlu diwanti-wanti
karena perdarahan ulangan biasanya lebih banyak. Jika ada gejala hipovelemik
seperti hipotensi, pasien tersebut mungkin mengalami perdarahan yang cukup
berat, lenih berat dari pada penampakannya secara klinis. Transfusi darah yang
banyak perlu segera diberikan.
3.
Pada kondisi yang terlihat stabil di dalam rawatan di
luar rumah sakit, hubungan suami istri dan tumah tangga dihindari kecuali
setelah pemeriksaan ultrasonografi ulangan dianjurkan minimal setelah 4 minggu,
memperlihatkan ada migrasi plasenta menjauhi ostiun uteri internum (OUI)
4.
Perdarahan dalam trimester tiga perlu pengawasan lebih
ketat dengan istirahat baring yang lebih lama dalam rumah sakit dan dalam
keadaan yang cukup serius untuk merawatnya sampai melahirkan.
5.
Pada pasien dengan riwayat secsio sesaria perlu diteliti
dengan ultrasonografi, color doppler atau MRI untuk melihatkemungkinan adanya
plasenta akreta, inkreta atau perkreta.
6.
Secsio sesaria juga dilakukan apabilaada perdarahan
banyak yang menghawatirkan
Semua pasien dengan perdarahan pervaginam pada trimester tiga dirawat di
rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila pasien dalam keadaan syok karena
perdarahan yang banyak, harus segera perbaiki keadaan umumnya dengan pemberian
infus atau transfusi darah.
Selanjutnya penanganan plasenta previa bergantung pada keadaan umum pasien,
kadar Hb, jumlah perdarahan, umur kehamilan, taksiran janin, jenis plasenta
previa dan paritas.
Konsep Dasar
Manajemen Kebidanan
Langkah I : Pengumpulan Data Dasar (pengkajian)
Pengkajian adalah pendekatan seismatis untuk mengumpulkan data dan
mengelompokkan data serta menganalisa data sehingga dapat diketahui masalah dan
keadaan klien. Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat
dan semua sumber yang berkaitan dengan klien.
Data-data yang dikumpulkan meliputi:
Data Subjektif
a. Biodata (istri
dan suami)
Yang perlu dikaji yaitu : Nama, umur, agama, suku, pendidikan, pekerjaan
dan alamat. Maksud pertanyaan ini adalah untuk mengidentifikasi pasien.
Dasarnya : Pada klien dengan plasenta previa, pada biodata istri perli
diperhatikan usia ibu. Prevalensi plasenta previa meningkat 3 kali pada umur
ibu >35 tahun.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan alasan utama klien datang ke
rumah sakit dan apa saja yang dirasakan klien.
Dasarnya : Keluhan pada plasenta previa yaitu perdarahan
yang terjadi bisa sedikit atau banyak. Perdarahan bewarna merah segar tanpa
alasan dan tanpa rasa sakit.
c. Riwayat
Menstruasi
Pada riwayat menstruasi yang perlu ditanyakan atau diketahui yaitu menarche
(untuk mengetahui usia pertama haid. Usia menarche dipengaruhi oleh keturunan,
keadaan gizi, bangsa, lingkungan, iklim dan keadaan umum), siklus (untuk
mengetahui klien mempunyai siklus normal atau tidak), lamanya (jika lama haid
≥15 hari berarti abnormal dan kemungkinan adanya gangguan yang
mempengaruhinya), banyaknya(untuk mengetahui apakah ada gejala kelainan
banyaknya darah haid), nyeri haid (untuk mengetahui apakah klien menderita
nyeri setiap haid)
d. Riwayat
Obstetrik yang lalu
no
|
tanggal lahir
|
usia
kehamilan
|
jenis
persalinan
|
tempat
persalinan
|
komplikasi
|
penolong
|
bayi
|
nifas
|
|||
ibu
|
bayi
|
pb/bb/jk
|
keadaan
|
lochea
|
laktasi
|
||||||
Dasarnya : Pada
riwayat obstetri yang lalu perlu dikaji pada kasus plasenta previa yaitu
riwayat operasi rahim atau memiliki kelainan rahim, riwayat kehamilan kembar
dan riwayat plasenta previa sebelumnya.
e. Riwayat
kehamilan sekarang
Dasarnya : Pada klien dengan plasenta previa terjadi perdarahan
bewarna merah segar pada TM III, perdarahan sedikit dan sesekali mungkin
terjadi pada TM I dan TM II.perdarahan biasanya tidak disertasi rasa sakit
walaupun kram rahim pada beberapa wanita. Sebagian wanita tidak mengalami
perdarahan sama sekali.
f. Riwayat
kesehatan
Dasarnya : Pada kasus plasenta previa, salah satu faktor penyebab
terjadinya plasenta previa yaitu riwayat pembedahan rahim
g. Riwayat
kesehatan keluarga
Kemungkinan ada
anggota keluarga yang menderita penyakit turunan, penyakit menular, riwayat
kehamilan kembar atau riwayat kehamilan postterm
Dasarnya : Pada klien dengan plasenta previa, salah satu faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya plasenta previa yaitu kehamilan kembar.
h. Riwayat
seksualitas
Untuk mengetahui apakah ibu mengalami masalah selama berhubungan atau tidak
Dasarnya : Pada kasus plaenta previa, berhubungan seks dapat memicu
perdarahan yang dapat membahayakan jiwa ibu dan janinya. Jangankan berhubungan
seks, tidak berhubungan pun perdarahan bisa mungkin terjadi. Itulah mengapa
jika ada gangguan plasenta previa hubungan seks dilarang dilakukan sampai
dokter mengizinkan setelah sebelumnya melakukan pemeriksaan menyeluruh
i.
Riwayat psikologi
Dasarnya : Pada klien dengan plasenta previa, secara psikologis klien
mengalami kekhawatiran serta kecemasan tentang kelangsungan bayi di dalam
kandungannya saat harus menjalani bedrest
Data Objektif
Dapat dikumpulkan melalui pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus :
a.
Pemeriksaan umum
Dasarnya : Pada klien dengan plasenta previa, dapat
dijumpai tekanan darah turun, nadi dan pernapasan meningkat, dan daerah ujung
menjadi dingin, serta tampak anemis.
b.
Pemeriksaan khusus
Secara inspeksi
1)
Secara inspeksi yaitu pemeriksaan pandang yang dimulai
dari kepala sampai kaki. Yang dinilai pada inspeksi yaitu kemungkinan bentuk
tubuh yang normal, kebersihan kulit rambut, muka, konjungtiva, sklera, hidung,
telinga, mulut, leher, payudara, abdomen, genitalia dan ekstremitas.
Dasarnya : Pada
klien dengan plasenta previa, yang perlu dikaji pada pemeriksaan inspeksi yaitu
:
a. Mata :conjungtiva
terlihat pucat dan anemis hal ini disebabkan oleh perdarahan yang banyak
b. Genitalia :
perdarahan pervagianam yang keluar banyak, sedikit, darah beku dan sebagainya
2) Secara palpasi
Dasarnya : Pada
klien dengan plasenta previa, hasil pemeriksaan palpasi abdomen yang didapat
yaitu :
a. Janin sering
belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah
b. Sering dijumpai
kesalahan letak janin
c. Bila cukup
pengalaman (ahli), dapat dirasakan suatu bantalanpada segmen bawah rahim,
terutama pada ibu yang kurus
d. Bagian terbawah
janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya kepala masih goyang atau
terapung (floating) atau di atas pintu atas panggul
3) Secara
auskultasi
Secara
auskultasi, kemungkinan dapat terdengar bunyi jantung janin, frekuensinya
teratur atau tidak.
Dasarnya : Pada
klien dengan plasenta previa, denyut jantung janin dapat bervariasi dari normal
sampai asfiksia dan kematian dalam rahim
4) Pemeriksaan
inspekulo
Dasarnya : Pada
klien dengan plasenta previa, pemeriksaan inspekulo dilakukan untuk memastikan
apakah perdarahan berasal dari segmen bawah rahim atau kelainan serviks, vagina
dan varises pecah
5) Pemeriksaan
dalam
Dasarnya : Pada
kasus plasenta previa, pemeriksaan dalam adalah senjata yang paling ampuh di
bidang obstetrik untuk mendiagnosa plasenta previa. Walaupun ampuh, namun harus
berhati-hati karena bahaya yang besar
Pemeriksaan
dalam dilakukan hanya di atas meja operasi dan siap untuk mengambil tindakan.
Hasil pemeriksaan dalam teraba plasenta di sekitar ostium uteri internum
c. Pemeriksaan
radio-isotop
1) Plasentografi
jaringan lunak yaitu membuat foto dengan sinar rontgen lemah untuk mencoba
melokalisir plasenta. Hasil foto dibaca oleh ahli radiologi yang berpengalaman.
2)
Sitografi yaitu mula-mula kandung kemih dikosongkan, lalu
masukkan 40 cc larutan NaCl 12,5%, kepala janin ditekan ke arah pintu atas
panggul, lalu dibuat foto. Bila jarak kepala dan kandung kemih berselisih 1 cm,
makaterdapat kemungkinan plasenta previa.
3)
Plasentografi Indirek yaitu membuat foto seri lateral dan
anteroposterior yaitu ibu dalam posisi berdiri atau duduk setengah berdiri.
Lalu foto dibaca oleh ahli radiologi berpengalaman dengan cara menghitung jarak
antara kepala-simpisis dan kepala-promontorium.
4)
Arteriografi yaitu dengan memasukkan zat kontras ke dalam
arteri femoralis. Karena plasenta sangat kaya akan pembuluh darah, maka ia akan
banyak menyerap zat kontras, ini akan jelas terlihat pada foto dan juga
lokasinya.
5)
Amniografi dengan memasukkan zat kontras ke dalam rongga
amnion, lalu bibuat foto dan dilihat dimana terdapat daerah kososng (diluar
janin) dalam rongga rahim
6)
Radioisotop yaitu dengan menyuntikkan zat radio aktif,
biasanya RISA (radioiodinated serum albumin) secara intravena, lalu diikuti
dengan detektor GMC
d. Pemeriksaan
penunjang
1) Ultrasonografi
(USG) :
Dasarnya : Pemeriksaan dilakukan untuk penentuan lokasi
plasenta dan tidak menimbulkan bahaya radiasi pada janin
2) Kardiokotografi
(KTG) : dilakukan pada kehamilan >28 minggu
3) Labolatorium : darah perifer lengkap. Bila akan
dilakukan operasi, perlu diperiksa faktor pembekuan darah, waktu perdarahan dan
gula darah.
Langkah II : Intepretasi
data
A. Diagnosa
kehamilan
Ibu G...P...A...H... usia kehamilan....minggu, janin hidup/mati,
tunggal/ganda, intrauterin/ekstrauterin, presentasi kepala/sungsang/lintang, KU
ibu dan janin dengan plasenta previa totalis.
Dasar :
a) Ibu mengatakan
ini kehamilan yang ke....
b) Usia kehamilan
ditentukan dari pernyataan ibu kapan HPHT nya....
c) Janin
hidup/mati didapatkan dengan mendengarkan DJJ ....
d) Pada
pemeriksaan palpasi teraba 1 bagian besar janin dan DJJ terdengar pada satu
sisi saja....
e) Intrauterin
apabila pemeriksaan palpasi ibu tidak merasa nyeri, eksrauterin apabila saat
palpasi ibu merasakan nyeri.
f) Didapatkan saat
melakukan palpasi leopold apakah presentasi janin ibu...
g) KU ibu
didapatkan dengan memeriksa Tanda- tanda vital...
TD : .... mmHg P :... x/menit
N : ... x/menit S :... x/menit
DJJ : ... x/menit
N : ... x/menit S :... x/menit
DJJ : ... x/menit
B. Masalah
Kemungkinan masalah yang timbul pada klien dengan plasenta previa adalah kecemasan karena ibu merasa cemas dengan kondisi yang ibu alami dan cemas dengan keadaan janinnya.
Kemungkinan masalah yang timbul pada klien dengan plasenta previa adalah kecemasan karena ibu merasa cemas dengan kondisi yang ibu alami dan cemas dengan keadaan janinnya.
C. Kebutuhan
Kebutuhan yang diperlukan pada klien dengan plasenta previa yaitu dukungan psikologis, hidrasi, pengosongan kandung kemih, defiksasi dan rasa nyaman
Kebutuhan yang diperlukan pada klien dengan plasenta previa yaitu dukungan psikologis, hidrasi, pengosongan kandung kemih, defiksasi dan rasa nyaman
Langkah III : Diagnosa
atau dan masalah potensial kemungkinan diagnosa potensial
A. Pada ibu
1) Anemi
Dasarnya : karena pada kasus plasenta previa ibu biasanya
mengalami perdarahan sehingga menimbulkan anemia.
2) Perdarahan
hingga syok hipovolemik
Dasarnya : karena perdarahan yang terjadi terus-menerus
dan jumlah yg cukup banyak dapat menyebabkan syok pada klien ini.
3) Inersia primer
4) Prolaps tali
pusat
Dasarnya : Karena plasenta berimplantasi disegmen bawah
rahim/tidak pada tempat seharusnya sehingga kadang dapat memicu terjadinya
prolaps tali pusat.
5) Plasenta
melekat
Dasarnya : karena implantasi plasenta tidak pada
tempatnya sehingga harus dikeluarkan manual dan kalau perlu dibersihkan dengan
korekan
6) Robekan jalan
lahir karena tindakan
Dasarnya : Dapat terjadi karena melakukan tindakan untuk
menangani ibu dengan plasenta previa menggunakan tindakan medis yang dapat
membuat robekan jalan lahir.
B. Pada janin
1) Kelainan letak
janin
Dasarnya : Karena tempat tertanamnya plasenta yang tidak
sesuai sehingga letak janin pun menjadi terganggu.
2) Bayi prematur
atau lahir mati
Dasarnya : Apabila terjadi perdarahan yang sangat hebat
dan janin harus segera dilahirkan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan.
Langkah IV:
Tindakan Segera
a. Jika klien
terdeteksi dengan plasenta previa, segera lakukan kolaborasi dengan dokter
spesial obgyn untuk dilakukan tindakan.
Dasarnya :
Segera melakukan rujukan/kolaborasi dengan dokter untuk penanganan kasus ini
agar dapat dilakukan secsio sesarea ataupun dilakukan terminasi.
b. Pemberian
cairan Intravena
Dasarnya :
Dilakukan apabila ibu tampak lelah dan kekurangan cairan.
c. Mengatasi syok
dan perdarahan pada ibu.
Dasarnya : Segera mengatasi syok dan
perdarahan pada ibu agar tidak terjadi perdarahan yang semakin banyak.
Langkah V : Intervensi
a. Beritahu ibu
hasil pemeriksaan
Dasarnya : Agar
ibu tau dengan kondisinya dan tau apa yang akan ia lakukan selanjutnya.
b. Beri dukungan
psikologis pada ibu
Dasarnya : Agar
ibu tidak drop dan menjadi stress dengan kondisinya dan tidak berpengaruh
kepada janinnya.
c. Anjurkan ibu
istirahat bedrest (tirah baring)
Dasarnya :
Untuk memperbaiki keadaan ibu agar perdarahanpun tidak bertambah banyak.
d. Penuhi
kebutuhan hidrasi dan nutrisi ibu
Dasarnya : Agar
cairan ibu terpenuhi dan untuk memperbaiki kondisi ibu.
e. Penuhi
kebutuhan personal hygien ibu
f. Atur cairan
infus dan drip adona 1ampul
g. Lakukan
observasi TTV, perdarahan dan DJJ
Dasarnya :
Untuk memantau keadaan umum ibu, apakah perdarahan yang terjadi bertambah
banyak atau tidak, dan untuk memantau keadaan janin ibu.
h. Berikan terapi
sesuai anjuran dokter spesialis obgyn
i.
Anjurkan keluarga untuk menyiapkan donor darah
Dasarnya :
Karena mengalami perdarahan yang banyak maka ibu dengan plasenta previa
membutuhkan pendonor darah untuk mengganti darah yang telah banyak dikeluarkan.
Langkah VI : Implementasi
a. Memberitahu ibu
hasil pemeriksaan
b. Memberi
dukungan psikologis pada ibu
c. Menganjurkan
ibu istirahat bedrest (tirah baring)
d. Memenuhi kebutuhan
cairan dan nutrisi ibu
e. Memenuhi
kebutuhan personal hygien ibu
f. Mengatur cairan
infus dan drip adona 1 ampul
g. Melakukan
observasi TTV, perdarahan dan DJJ
h. Memberikan
terapi sesuai anjuran dokter spesialis obgyn
i.
Menganjurkan keluarga untuk menyiapkan donor darah
Langkah VII :
Evaluasi
Evaluasi adalah hal terakhir yang dilakukan dari proses
asuhan kebidanan dengan plasenta previa. Kemungkinan hasil evaluasi yang
ditemukan :
a. Ibu telah
diberitahu mengenai hasil pemeriksaan.
b. Ibu mulai
menerima keadaannya dan mulai termotivasi setelah diberikan dukungan
psikologis.
c. Ibu mau
dianjurkan untuk beristirahat bedrest.
d. Cairan dan
nutrisi ibu terpenuhi dengan memberikan ibu minum dan makan.
e. Cairan infus
telah terpasang pada ibu untuk memenuhi cairan tubuh ibu.
f. Keluarga telah
menyiapkan donor darah apabila ibu terjadi hal yang membutuhkan donor darah
segera.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Plasenta previa, perdarahan yang terjadi pada implantasi plasenta, yang
menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Dasar diagnosis gangguan
ini meliputi adanya perdarahan tanpa rasa sakit ; keadaan
umum setelah perdarahan tergantung pada keadaan umum sebelumnya, jumlah,
kecepatan, dan lamanya perdarahan serta menimbulkan gejala klinis pada ibu dan
janin; perut ibu lemas sehingga mudah meraba bagian terendah; terdapat kelainan
letak atau bagian terendah belum masuk PAP.
Gejalaklinis ibubergantung pada keadaan umum dan
jumlah darah yang hilang, yang bersifat sedikit demi sedikit atau dalam jumlah
besar dalam waktu singkat; terjadi gejala kardiovaskuler dalam bentuk frekuensi
nadi meningkat dan tekanan darah menurun, anemia disertai ujung jari dingin,
perdarahan banyak dapat menimbulkan syok sampai kematian.
3.2 Saran
Ciri khas
plasenta previa adalah perdarahan yang tidak disertai rasa sakit. Oleh karena
itu tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam untuk menegakkan diagnosis, kecuali
dilakukan di kamar operasi menjelang tindakan. Karena akan merusak keseimbangan
bekuan darah dan akan menimbulkan perdarahan baru. Dalam skema menghadapi
plasenta previa dapat dilakukan tindakan oleh bidan yang menghadapinya dengan
cara berikut :
a.
Pasang infus dengan cairan
pengganti ( NaCl, Ringer Laktat, Glukosa).
b.
Jangan melakukan pemeriksaan
dalam karena akan berakibat perdarahan tambah banyak.
c.
Segera lakukan tindakan rujukan
ke rumah sakit dengan fasilitas yang cukup untuk tindakan operasi dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Sofiian,
A, 2011. Sipnosis Obstetri, Edisi 3, Jilid 1. Jakarta : EGC
Rukiyah,
Ai Yeyeh, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan 4
Patologi. Jakarta : Trans Info Media
Manuaba,
Ida Bagus Gde, dkk. 2007. Buku Pengantar
Obtetri. Jakarta : EGC
Norma,
Nita, dkk, 2013. Asuhan Kebidanan
Patologi Teori dan Tinjauan Kasus. Yogyakarta : Nuha Medika
Winkjosastro,
Hanifa, dkk. 2011. Ilmu kebidanan.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Ayah
Bunda, 2012, Plasenta Previa Dalam
Kehamilan diakses pada tanggal 12 november 2013, http://ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/placenta.previa.pada.kehamilan/001/001/642/1/4
Antar Sumbar, 2013, Kematian Ibu dan Bayi Sumbar Jauh dari Target MDGsdiakses
pada tanggal 15 November 2013,http://www.antarasumbar.com/berita/pariaman/d/6/291693/kematian-ibu-dan-bayi-sumbar-jauh-dari-target-mdgs.html